Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial

Virginiacapitalredcross – Interaksi sosial merupakan dasar dari hubungan yang berupa tindakan berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan dan nilai yang ada dijunjung dengan baik. Jika tidak ada kesadaran akan arah pribadi seseorang, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan Kindertageseinrichtung.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya manusia tidak bisa lepas dari hubungan timbal balik, mereka akan selalu perlu mencari individu atau kelompok lain untuk berinteraksi atau bertukar pikiran.

 

Berdasarkan Prof. Dr. Soerjono Soekamto dalam pengantar sosiologinya, interaksi sosial merupakan kunci perputaran seluruh kehidupan bermasyarakat. Tanpa adanya kontak atau interaksi di antara mereka, tidak mungkin ada kehidupan dengan mereka. Jika mereka hanya saling berhadapan secara fisik, hal itu gagal menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang mampu berinteraksi satu sama lain.

 

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa interaksi sosial, aktivitas antara individu yang satu dengan individu lainnya tidak dapat disebut interaksi.

 

Syarat interaksi sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak dapat berlangsung tanpa dua syarat, antara lain:

 

kontak sosial

Kata “kontak” (bahasa Inggris: “contact”) berasal dari bahasa Latin con o cum yang berarti bersama-sama dan tangere yang berarti menyentuh. Kemudian, kontak yang ditandai bersama akan diketuk.

 

Dalam pengertian sosiologis, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, karena orang dapat menjalin kontak sosial dengan bagian lain tanpa menyentuhnya, misalnya dengan berbicara di telepon, radio atau email. Oleh karena itu, kontak fisik bukanlah syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

 

Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial yang positif mengarah pada tindakan yang setara, sedangkan kontak sosial yang negatif mengarah pada konflik atau konflik. Lihat contoh autobiografi

 

Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi ketika para peserta interaksi bertemu secara tatap muka. Misalnya, kontak antara guru dan siswa di kelas, penjual dan pembeli dalam acara adat, atau pertemuan ayah dan anak di meja. Sedangkan kontak sekunder terjadi apabila interaksi terjadi melalui perantara.

 

Misalnya, percakapan di telepon seluler. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Kontak sekunder langsung, misalnya, terjadi ketika emir RW ​​mengundang ketua RT untuk datang ke rumahnya melalui telepon.

 

Sedangkan jika RW menyuruh sekretarisnya untuk mengirim pesan kepada ketua RT untuk datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

 

Komunikasi

Komunikasi adalah prasyarat untuk interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi adalah adanya kegiatan untuk menginterpretasikan tindakan orang lain (ucapan, gerakan fisik,/sikap) dan sentimen yang ditransmisikan. Ada lima unsur utama dalam komunikasi, yaitu sebagai berikut:

 

Komunikator, termasuk orang yang menyampaikan pesan, perasaan atau pikiran kepada pihak lain.

Komunikator, termasuk individu atau kelompok anggota kepada siapa pesan, alasan atau perasaan dikirim.

Pesan, termasuk segala sesuatu yang disampaikan sebagai hasil dari komunikator. Pesan tersebut dapat berupa informasi, instruksi dan perasaan.

Media adalah alat untuk menyampaikan pesan. Sarana kontak dapat berupa catatan lisan, foto dan film.

Efek, yaitu perubahan yang diminta terjadi pada pemanggil, setelah menerima pesan dari komunikator.

Ada tiga tahapan penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

 

  1. Pengkodean

 

Saat ini, ide atau program yang akan dikomunikasikan terwujud dalam kalimat atau gambar. Pada tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, frasa, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikator. Komunikator harus menghindari penggunaan kode yang membingungkan penelepon.

 

  1. Pengiriman

 

Pada fase ini, istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar ditransmisikan. Penyajiannya dapat berupa lisan, catatan, dan kombinasi keduanya.

 

  1. Penguraian kode

 

Dalam fase bahasa Indonesia, proses pencernaan dan oleh karena itu pemahaman kalimat dan gambar yang diterima dilakukan berdasarkan pengalaman yang mereka miliki.